Kamis, 23 Maret 2017

Kerja Sama Bidang Politik


A. Tujuan Kerja Sama Bidang Politik 


Tujuan pokok kerja sama politik luar negeri Indonesia, yaitu mempertahankan kemerdekaan, mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur, serta menjaga perdamaian dunia. Tujuan pokok kerja sama politik luar negeri itu merupakan pencerminan dari tujuan nasional Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu seperti berikut.

1). Mempertahankan kemerdekaan, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2). Memajukan kesejahteraan umum.
3). Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4). Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

 Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, berbagai upaya melalui kerja sama politik antarnegara telah dilakukan, di antaranya pemulihan citra Indonesia di mata masyarakat internasional, melakukan perjanjian dan kesepakatan dengan negara lain dalam rangka memelihara kedaulatan dan keutuhan bangsa, serta penyelesaian sengketa secara damai melalui jalur diplomasi. Selain itu, melalui kerja sama politik, Indonesia juga berupaya memberikan perlindungan terhadap warganya yang berada di luar negeri.


B. Prinsip Kerja Sama Politik 

Hasil gambar untuk kaa (konferensi asia afrika) 2015
Pada masa awal Kemerdekaan, belum ada pengakuan internasional secara luas atas kemerdekaan Indonesia. Belanda tidak mengakui kemerdekaan itu dan berupaya kembali menjajah Indonesia. Pada saat yang sama, Indonesia juga menghadapi kenyataan sejarah, yaitu munculnya dua kekuatan besar di dunia. Satu pihak Blok Barat (Amerika Serikat) dan di pihak lain Blok Timur (Uni Soviet) yang saling berseteru dan memperebutkan dukungan dari negaranegara lain.

Kenyataan ini sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha bangsa Indonesia menggalang dukungan internasional demi mempertahankan kemerdekaan. Untuk memperoleh dukungan internasional, Indonesia dihadapkan kepada dua pilihan, yaitu berpihak kepada Blok Barat atau Blok Timur.

Bangsa Indonesia berpendapat bahwa sikap yang diambil tidak boleh membuat negara terjebak dalam kepentingan Blok Barat atau Blok Timur. Bangsa Indonesia tidak mau menjadi sasaran dalam pertarungan politik antara dua blok tersebut. Bangsa Indonesia harus menjadi negara yang berhak menentukan sikapnya sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu merdeka seutuhnya tanpa ada rongrongan dari negara lain. Perjuangan harus dilakukan atas dasar kepercayaan terhadap diri sendiri dan kemauan untuk berjuang dengan kemampuan sendiri melalui usaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain di dunia.

Atas dasar pertimbangan ini, bangsa Indonesia memutuskan untuk tidak memihak kepada Blok Barat maupun Blok Timur sekaligus menentapkan Prinsip bebas aktif sebagai prinsip politik luar negerinya. Apakah yang dimaksud prinsip bebas aktif tersebut? Bebas diartikan bangsa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang ingin berseteru dan tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa. Aktif diartikan indonesia tidak tinggal diam saja, tetapi aktif berperan dalam hubungan internasional dalam rangka mewujudkan ketertiban dunia.

šŸLembaga Lembaga Kerja Sama Antarnegara Bidang Politik 


☕ ASEAN Sebagai Lembaga Kerjasama Politik Regional 



Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di wilayah Asia Tenggara. Selain Indonesia, negara-negara lain yang berada di kawasan yang sama, di antaranya Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste.

Jika dilihat dari letak geografisnya, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat strategis karena letaknya berada di jalur perdagangan internasional. Hal tersebut menjadikan negara-negara di kawasan Asia Tenggara memiliki potensi untuk berkembang dan menjadi negara maju.

Sebagai negara bertetangga, negara-negara di kawasan Asia Tenggara senantiasa bahu-membahu melakukan kerja sama antarnegara. Berbagai bentuk kerja sama tersebut ditujukan untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan setiap negara. Di samping itu, sudah selayaknya sebagai negara yang bertetangga untuk saling bantu, saling menghormati, dan hidup berdampingan antara yang satu dan lainnya.

Salah satu bentuk kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara adalah Association of South East Asian Nations (ASEAN). ASEAN merupakan Forum kerja sama regional antar negara di kawasan Asia Tenggara. Dasar perwujudan ASEAN adalah persamaan latar belakang budaya, persamaan senasib sebagai negara yang Pernah mengalami penjajahan bangsa-bangsa barat. Hal tersebut akhirnya menimbulkan perasaan setia kawan yang kuat di kalangan bangsa-bangsa yang ada di kawasan Asia Tenggara.

melalui forum kerja sama ini, negara-negara anggota ASEAN berkomitmen untuk saling menghormati terhadap kemerdekaan, wilayah kedaulatan negara, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional, serta melakukan penyelesaian pertengkaran dan persengketaan secara damai.


☕ PBB sebagai Lembaga Kerja Sama Politik Dunia



Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB merupakan lembaga internasional yang anggotanya hampir semua negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi daalam hukum internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi dan pencapaian perdamaian dunia.

PBB didirikan di San Fransisco pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks. Pada awalnya PBB hanya Beranggotakan 50 negara, kemudian keanggotaan PBB makin bertambah hingga berjumlah 193 negara pada tahun 2011. Hampir semua negara yang telah merdeka dan berdaulat mendaftarkan diri sebagai anggota PBB. 

Indonesia resmi menjadi anggota PBB yang ke-60 setelah pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda dalam Konferensi Meja Bundar. Sebagai anggota PBB, Indonesia memiliki perwakilan tetap untuk PBB di New York dan Genewa.

Tugas perwakilan tetap Indonesia di PBB adalah untuk mewakili seluruh kepentingan Indonesia di PBB seperti keamanan, hak asasi manusia, lingkungan hidup, kerja sama ekonomi, dan kepentingan lainnya.

Indonesia telah terpilih sebanyak tiga kali sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB. Indonesia pertama kali dipilih untuk periode 1974-1975. Indonesia kemudian dipilih kembali untuk kedua kali pada periode 1995-1996 dan untuk yang ketiga kali pada periode 2007-2008.

Dewan Keamanan adalah salah satu dari enam badan utama PBB. Dewan Keamanan diberikan mandat untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

šŸ Peran Indonesia dalam Kerja Sama Antar Negara Bidang Politik 


  1. Pemrakarsa dan Penyelenggara Konferensi Asia - Afrika
Hasil gambar untuk kaa (konferensi asia afrika)
Konferensi pendahuluan diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22 sampai 29 Desember 1954. Konferensi tersebut dihadiri oleh para perdana menteri negara-negara peserta Konferesni di Kolombo untuk mematangkan gagasan masalah yang akan dibahas dalam Konferensi nantinya.

Hasil keputusan Konferensi Bogor yaitu sebagai berikut:

  • Konferensi Asia-Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan April 1955.
  • Penetapan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia-Afrika.
  • Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia-Afrika
  • Dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.

Pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika

Sesuai dengan rencana sebelumnya, Konferensi Asia-Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955. Peserta Konferensi Asia-Afrika yang menghadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara di kawasan Asia dan Afrika sebagai berikut:
  • Indonesia, India, Pakistan, Srilangka dan Burma (Myanmar)
  • Filipina, Muangthai, Kamboja, Laos, RRC, Jepang, Vietnam, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Arab Saudi, Suriah, Yordania, Lebanon, Turki, Yaman, Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia dan Ghana.

Tujuan Konferensi Asia-Afrika

Tujuan diadakan Konferensi Asia-Afrika adalah sebagai berikut:
  • Menghapus diskriminasi ras dan kolonialisme.
  • Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
  • meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam hubungan dengan negara-negara peserta.
  • Memperbesar peranan Asia-Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia.

Pokok-Pokok Dalam Pembicaraan Konferensi Asia-Afrika

Pokok-pokoknya adalah sebagai berikut:
  • Kerja sama ekonomi
  • Kerja sama budaya
  • Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri
  • Masalah kolonialisme, imperialisme seperti Belanda di Irian barat, Prancis di Maroko, Aljazair dan Tunisia
  • Masalah perdamaian dunia dan kerjsa sama internasional

Hasil dari Konferensi Asia-Afrika

Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para peserta sebagai berikut:
  • Kerja sama Ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan perdagangan, saling memberikan bantuan teknik dan mendirikan bank-bank.
  • Kerja sama Budaya, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara negara-negara Asia-Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar, pelatih dan guru.
  • Masalah hak asasi manusia, antara lain menjunjung tinggi hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam piagam PBB serta menentang ras dikriminasi.
  • Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, antara lain menentang adanya imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko dan Tunisia.
  • Masalah lainnya, antara lain mengakui hak bangsa arab di Palestina dan menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah Irian Barat kepada Indonesia serta menuntut hal wilayah Aden bagi Yaman.

Pengaruh Konferensi Asia-Afrika

Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau akibat penting, yaitu:
  • Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan dan RRC dengan Amerika Serikat.
  • Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. Hal itu tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setalah tahun 1955.
  • Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma dam Srilangka mulai diikuti negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.

Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika


  1. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini sebaagai pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.
  2. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung. Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, antara lain:
Ketua Konferensi: Mr. Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin, dan ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno.


       2, Pendiri Gerakan Non-Blok

eranan Indonesia dalam Gerakan Non-Blok. Gerakan Non-Blok merupakan gerakan untuk tidak memihak salah satu blok kekuatan di dunia. Pendirian organisasi ini berperan dalam meredam ketegangan dunia. Keberadaan organisasi ini dapat membendung perluasan dari kedua blok yang berseteru. Gerakan ini diikuti oleh sejumlah negara termasuk Indonesia. Indonesia bukan saja sebagai negara anggota, tetapi juga pendirinya. 

Setelah Perang Dunia II berakhir dunia terbagi menjadi dua blok, yakni Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika berpaham Liberal. Sementara Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet berpaham Komunis. Kedua blok tersebut saling berlawanan karena perbedaan paham tersebut. Meskipun demikian, tidak semua negara bersedia mengikuti salah satu blok tersebut. Ada negara-negara yang memilih bersikap netral. Negara-negara tersebut tidak mau memihak salah satu blok. 

Di antara negara-negara netral ini adalah Indonesia, India, Mesir, Ghana, serta Yugoslavia. Atas inisiatif pemimpin lima negara ini terbentuklah sebuah organisasi yang disebut Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non-Aligned Movement (NAM). Pemimpin kelima negara tersebut antara lain Soekarno (Presiden Indonesia), Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), Gamal Abdel Naser (Presiden Mesir), Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia), dan Kwame Nkrumah (Presiden Ghana), Gerakan Non-Blok didirikan pada tanggal 1 September 1961. Gerakan ini diilhami oleh Dasasila Bandung yang disepakati pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Tujuan Gerakan Non-Blok
Gerakan Non-Blok dan Dasasila Bandung memiliki keterkaitan yang erat. Hal ini dapat dilihat dari salah satu asas yang dipakai Gerakan Non-Blok. Asas tersebut adalah berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan di semua tempat. Asas lainnya adalah memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, dan neokolonialisme. Semangat Dasasila Bandung juga terlihat dari tujuan-tujuan Gerakan Non-Blok berikut.
  • Mengembangkan solidaritas antara sesama negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemakmuran, dan kemerdekaan.
  • Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perseteruan antara Blok Barat dan Blok Timur
  • Berusaha membendung pengaruh buruk, baik dari Blok Barat maupun Blok Timur

Pertemuan Gerakan Non-Blok
Normalnya, pertemuan GNB berlangsung setiap tiga tahun sekali. Biasanya setelah mengadakan konferensi, kepala negara atau kepala pemerintahan yang menjadi tuan rumah konferensi itu akan dijadikan ketua gerakan untuk masa jabatan tiga tahun. Berikut daftar lengkapnya :
  • KTT I – Belgrade, 1 September 1961 – 6 September 1961
  • KTT II – Kairo, 5 Oktober 1964 – 10 Oktober 1964
  • KTT III – Lusaka, 8 September 1970 – 10 September 1970
  • KTT IV – Aljir, 5 September 1973 – 9 September 1973
  • KTT V – Kolombo, 16 Agustus 1976 – 19 Agustus 1976
  • KTT VI – Havana, 3 September 1979 – 9 September 1979
  • KTT VII – New Delhi, 7 Maret 1983 – 12 Maret 1983
  • KTT VIII – Harare, 1 September 1986 – 6 September 1986
  • KTT IX – Belgrade, 4 September 1989 – 7 September 1989
  • KTT X – Jakarta, 1 September 1992 – 7 September 1992
  • KTT XI – Cartagena de Indias, 18 Oktober 1995 – 20 Oktober 1995
  • KTT XII – Durban, 2 September 1998 – 3 September 1998
  • KTT XIII – Kuala Lumpur 20 Februari 2003 – 25 Februari 2003
  • KTT XIV – Havana, 11 September 2006 – 16 September 2006

Setelah runtuhnya Uni Soviet tahun tahun 1990, Gerakan Non-Blok memusatkan perhatian pada kerjasama ekonomi, pembangunan, dan politik.

Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok


Indonesia berperan penting dalam Gerakan Non-Blok, beberapa peran Indonesia antara lain sebagai berikut :
  • Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB;
  • Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
  • Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991

         3. Pendiri ASEAN 

 Dalam hal ini pada tanggal 5 Agustus 1967, lima negara dari negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand mengadakan pertemuan “konferensi” di Bangkok. Yang dalam konferensi tersebut menghasilkan suatu persetujuan yang disebut dengan Persetujuan Bangkok yang pada tanggal 8 Agustus 1967.
ASEAN ialah organisasi antara negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Nah berikut ini merupakan ulasan tentang peranan Indonesia dalam ASEAN, kalau begitu simak saja ulasan dibawah ini.

Salah Satu Pendiri ASEAN

Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang pemrakarsa berdirinya ASEAN. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa dasar berdirinya ASEAN ialah deklarasi Bangkok.
Yang dimana deklarasi tersebut ditanda tangani oleh menteri luar negeri dari kelima negara pendiri ASEAN seperti:
  • Adam Malik dari Indonesia
  • Narsisco Ramos dari Filipina
  • Tun Abdul Razak dari Malaysia
  • Rajaratnam dari Singapura
  • Thanat Koman dari Thailand
Dan sedangkan isi dari Deklarasi Bangkok yang menjadi dasar berdirinya ASEAN, sebagai berikut:
  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
  • Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
  • Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
  • Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada.
  • Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.
  • Indonesia telah dianggap sebagai tulang punggung ASEAN oleh beberapa negara yang berada di luar ASEAN yang dimana Indonesia telah mampu menciptakan stabilitas regional di kawasan Asia Tenggara.

Salah Satu Pemimpin ASEAN

Pada zaman Orde Baru yaitu pada masa kepimpinan Presiden Suharto, Indonesia menjadi pemimpin ASEAN dimana dengan gaya kepimpinannya Indonesia mampu menjalin hububngan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia juga memperkenalkan doktrin ketahanan nasional pada pertemuan ASEAN ministerial meeting ke-5 di Siangapura melalui menteri negeri luar negeri Adam Malik. Hal tersebut ditujukan untuk mempertegas tujuan ASEAN.
Indonesia juga telah menyampaikan makalah yang berjudul reflection dalam rangka mengajak para anggota ASEAN yang lain untuk mengevaluasi kesepaakatan ekonomi sebelumnya. Yang dimana kesepakatan tersebut berkaitan dengan program kerjasama sektoral di berbagai bidang. Selain itu, pada masa kepimpinannya, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan serangkaian pertemuan seperti:
  • Asean Ministerial Meeting “Pertemuan Tingkat Menteri Asean”.
  • Asean Regional Forum “Forum Kawasan Asean”.
  • Pertemuan kementerian kawasan yang membahas mengenai penanggulang berbagai masalah yang terjadi dan lain sebagainya.

Tuan Rumah KTT ASEAN

Indonesia telah mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan beberapa kali Konferensi Tingkat Tinggi “KTT” ASEAN. Adapun KTT ASEAN yang pernah diselenggarakan di Indonesia antara lain ialah:
  • KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23-24 Februari 1976 di Bali. Dalam KTT tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jendral “Sekjen” pertamanya ialah putra Indonesia yang bernama H.R. Dharsono.
  • KTT ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan pada 7-8 Oktober 2003 di Bali. Dalam KTT tersebut Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean “Asean Community” yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya serta keamanan.
  • KTT ASEAN Ke-18 yang dilaksanakan pada tanggal 4-8 Mei 2011 di Jakarta.
  • KTT ASEAN Ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17-19 Nopember 2011 di Bali. Dalam konferensi tersebut di dapat kesepakatan tentang kawasan bebas sejata nuklir di Asia Tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone “SEANWFZ”.

Mampu Menciptakan Perdamaian Di Kawasan Asia Tenggara

Indonesia telah banyak membantu menjaga perdamaian khususnya di kawasan Asia Tenggara yaitu dengan membantu penyelesaian konflik-konflik yang dialami oleh negara anggota ASEAN lainnya.
  • Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara Kamboja dan Vietnam yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut menyepakati adanya perjanjian damai.
  • Indonesia menjadi penengah antara Moro National Front Liberation “MNFL” dengan pemerintah Filipina, yang pada akhirnya kedua belah pihak tersebut sepakat untuk melakukan perjanjian damai yang dilakukan pada pertemuan di Indonesia.

           4. Aktif dalam Kegiatan PBB 



Selama menjadi anggota PBB Indonesia aktif dalam berbagai kegiatan perdamaian dunia, yaitu ikut serta mengirimkan pasukan perdamaian ke Timur Tengah (Pasukan Garuda I).


Akan tetapi, pada waktu Indonesia menjalankan kehidupan Demokrasi terpimpin, Indonesia memutuskan untuk keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965.

Hal ini dilakukan Indonesia sebagai protes atas masuknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB mengakibatkan Indonesia menjadi terkucil dalam pergaulan internasional.


Untuk itu pada masa Orde Baru tepatnya tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Tindakan bangsa Indonesia mendapat sambutan baik dari masyarakat internasional.


Di bawah pemerintahan Orde Baru, bangsa Indonesia mulai melakukan perubahan dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam aspek politik luar negeri.

Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia menyatakan masuk kembali menjadi anggota PBB. Indonesia berusaha menunjukkan peran aktifnya dalam kegiatan-kegiatan PBB.


Peran Indonesia terhadap PBB

Berikut ini bentuk-bentuk peran bangsa Indonesia sebagai anggota PBB.



a. Memimpin sidang Majelis Umum PBB


Pada sidang umum PBB tahun 1974, salah seorang putra bangsa Indonesia Adam Malik menjadi ketua sidang umum PBB.



b. Memberi bantuan beras


Sebagai anggota FAO, Indonesia turut menunjukkan perannya dalam membantu negara-negara yang kekurangan bahan pangan. Pada tahun 1984 Indonesia mengirimkan bantuan uang dan beras kepada Ethiopia yang sedang mengalami kelaparan. Atas peran serta dan keberhasilan swasembada beras, pada tahun 1986 Indonesia menerima penghargaan dari FAO. Atas peran serta dan keberhasilan swasembada beras, pada tahun 1986 Indonesia menerima penghargaan dari FAO



c. Mengirimkan pasukan garuda


Untuk ikut serta dalam menciptakan dan memecahkan permasalahan internasional yang mengancam perdamaian dunia, bangsa Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian untuk bergabung dengan pasukan multinasional PBB. Pasukan perdamaian itu sering disebut Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda.


        5. Anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI)


Beberapa peran aktif Indonesia di OKI yang menonjol adalah ketika pada tahun 1993 Indonesia menerima mandat sebagai ketua Committee of Six, yang bertugas memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberation Front(MNLF) dengan pemerintah Filipina. Kemudian pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri (KTM-OKI) ke-24 di Jakarta.

Selain itu, Indonesia juga memberikan kontribusi untuk mereformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab tantangan umat Islam memasuki abad ke-21. Pada penyelenggaraan KTT OKI ke-14 di Dakar Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC's Ten-Year Plan of Action. Dengan diadopsinya piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indonesia berkomitmen dalam menjamin kebebasan, toleransi dan harmonisasi serta memberikan bukti nyata akan keselarasan Islam, demokrasi dan modernitas.

Bagi Indonesia, OKI merupakan wahana untuk menunjukkan citra Islam yang santun dan moderat. Sebagaimana yang ditunjukkan Indonesia pada dunia internasional dalam pelaksanaan reformasi 1998 serta kemampuan Indonesia melewati transisi menuju negara yang demokratis melalui penyelenggarakan pemilihan umum legislatif ataupun pemilihan presiden secara langsung yang berjalan dengan relatif baik. Pengalaman Indonesia tersebut dapat dijadikan rujukan bagi negara-negara anggota OKI lainnya, khususnya negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara yang sedang mengalami proses demokratisasi.

Beberapa alasan masuknya Indonesia di dalam OKI, antara lain:

1.Secara obyektif, Indonesia ingin mendapatkan hasil yang positif bagi kepentingan nasional Indonesia.

2.Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam meskipun secara konstitusional tidak merupakan negara Islam.

3.Dari segi jumlah penduduk yang beragama Islam, maka jumlahnya merupakan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia.

4.Indonesia menganut politik luar negeri yang bebas dan aktif  sehingga dapat diterapkan dalam organisasi-organisasi internasional termasuk OKI sejauh tidak menyimpang dari kepentingan nasional Indonesia. Terdapat kesamaan pandangan antara OKI dan Indonesia, yaitu sama-sama memperjuangkan perdamaian dunia berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, disamping kepentingan dalam bidang perekonomian dan perdagangan.

KEPENTINGAN INDONESIA DALAM OKI

Dilihat dari beberapa alasan masuknya Indonesia ke dalam tubuh OKI pastinya memiliki kepentingan, diantaranya:

1.Menyangkut masalah politis dimana Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berpijak pada politik luar negeri yang bebas dan aktif.

2.Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ikut menggalang solidaritas Islamiyah.

3.Menarik manfaat bagi kepentingan  pembangunan Indonesia, khususnya dalam kerjasama ekonomi dan perdagangan di antara negara-negara anggota OKI.















0 komentar:

Posting Komentar